Muhammad Ayub
Nama saya Muhammad ayub bin Jailani. biasanya saya di panggil ayub. saya mahasiswa jurnalistik di UIN Ar-Raniry.
Rabu, 25 Juni 2014
Jumat, 02 Mei 2014
Minggu, 20 April 2014
Pesona Air Terjun
Lhong
Hawa dingin
mencucuk kuli kami, waktu memesuki kawasan air terjun Lhong yang terletak di Desa
Krung Kala, Kecamatang Lhong, Kabupaten Aceh besar. Air jerni yang jatuh dari
ketinggian itu mengoda saya utnuk menjamahnya. Mata saya berdesak kagum
memandang lukisan hasil ciptaan tuhan
tersebut.
Indah pemandangan
yang di pancarkannya Air terjun memebuat Rasa lelah kami terasa hilang
seketika, setelah tenaga terkuras untuk menempuh perjalana satu jam dari Banda Aceh ke air Terjun Lhong. Akirnya terbayar lunas dengan indahnya
penorama air terjun tersebut.
Tempat yang yang di himpit dua gunung tersebut
dengan di tumbuhi berbagai macam pohoh. Warung yang berjejer, menyuguhkan
makanan dan minuman yang relatif murah bagi para pengunjung, kian memperindah tempat
tersebut. Tempat ini juga memeiliki pemandia yang luas dan dalam. Memeliki air
yang bening dan bersih.
Dan bagi pengunjung yang merasa penasaran dengan sumber
aliran air terjun yang terdapat di puncak gunung dapat menelusurinya dengan mendaki
sejumlah tangga. Namun untuk hal yang satu ini hanya diperbolehkan bagi kaum
adam saja.
“Kami takut akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan
melanggar syariah islam yang berlaku, bila kaum hawa pun di ijinkan untuk naik
ke atas”. Jelas siti salah satu penjaga warung.
Tempat yang bisa di kunjungi pada hari sabtu dan minggun ini
cukup diminati oleh masyarakat sebagai salah satu tujuan rekreasi.”biasanya
pada hari sabtu dan minggu banyak orang datang ke tempat ini”. Jawab siti
dengan seyum.
Ait terjun
long juga menyimpan sumber daya yang banyak untuk masyaraka, terutama
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang telah nemanonpang kebutuhan listrik
masyarakat long, pasca sunami. Sebelum datang listrik kembali tahun 2010
listrik tenaga air tersebut lah, yang menjasdi andalan masyarakat long dalam
bidang listrik.
Pasca shunami
tahun 2004 silam, telah meluluh lantatkan aliran listri kecamatan tersebut,
sehingga masyarakan terpaksa memakai ginset untuk kebutuhan mereka. Hampir setahun
setelah sunami masyarakat terpakasa memekai ginset.ungkap penjaga plta
tersebut.
Setelah itu
bantuan pun datang dari Caca Cola. Pembangkit
liatrik bertenega air ini pun di bagun di komplek ari tejun ini, sehingga merigankan beban masyarakat untuk kebutuhan
listrik. Sembung pria yang biasa di panggil Ardi ini.
“PLTA ini
pertama milik masyarakat,tapi setalah rusak beberapa waktu lalu PLTA ini tidak
di perbaiki karna kekuranggan dana. Kemudian mesin ini di perbaiki oleh PLN dan sekarang mesin ini PLTA ini berkerja sama
dengan PLN”. ungkap laki-laki hitam manis itu.
“Sehingga
mesyarakat sekarang membayar tegihan lisrik ke PLN. Dulu waktu belum berkerja
sama masyarakan membayar di aparatur
Desa Krung Kala.”sambungnya
Waktu di Tanya
masalah bayaran yang di dapat kan nya. “Kami di gaji tergantung persen yang di
dapat dari mesin PLTA ini, biasanya paling sedikit kami di gaji satu juta
rupiah per bulan”.jelas Alumi teknik
mikrohidra unsyiah tersebut.
“Kami masih
berkerja sama dengan PLN kira-kira 1 tahun lagi kerja sama ini berakir. sampai saat itu kami menerima gaji dari PLN.
Bila seduh berakir PLTA ini akan kembali menjadi milik masyarakat krung kala”.
Tambahnya.
Setelah bertanya
pada penjaga PLTA itu saya langsung pamit ke pada beliau. Karna saya sudah
tidak sabar meninkmati indahnya air terjun tersebut bersama kawan-kawan.
Jadi bagi anda
yang menyukai wisata alam, Air terjun long,Aceh besar, adalah tempat yang tepat
utnuk menjadi tujuan wisata anda, dengan panorama yang di suguhkannya penat
selama berkerja mungkin akan sirna seketika.
Penulis:
Muhammad Ayub
Rabu, 29 Januari 2014
LAKSAMANA
WANITA PERTAMA
Hari yang panas
terasa menggrogoti kulit kami berempat, saat menuju sebuah makam pahlawan Nasional
yang telah diabadikan sebagai situs
sejarah yang bertepat kampung Lam Reh, kecamatan Krung Raya, Aceh Besar, sekitar
satu jam dari Banda Aceh. yaitu makam seorang laksamana perempuan pertama di dunia,
yang biasa di kenal dengan nama Laksamana Malahayati atou Laksamana Kemala Hayati.
Walaupun
sekarang Namanya
tenggelam dibalik nama besar Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutiah serta nama-nama
pahlawan wanita yang muncul setelah jamannya. Tak banyak yang tahu kisahnya,
tak banyak yang mengenal siapa dirinya meski namanya melekat di lambung salah
satu kapal perang kebanggaan negeri ini KRI Malayati.
Keumala Hayati yang biasa
dipanggil Malahayati, menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul
Makdis. Malayahati mengambil jurusan Bahari Atou Angkatan Laut, sesuai dengan jiwa bahari
yang mengalir dalam darahnya, yang di turunkan dari ayah dan kakeknya.
Sebelum menjadi Panglima Angkatan Laut, ia menjabat sebagai Komandan Protokol
Istana di Kesultanan Aceh Darussalam. Ketika suaminya Laksamana Mahmuddin bin
Said Al Latief gugur dalam pertempuran di Teluk Haru, Keumalayahati diangkat
oleh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil untuk menggantikan posisinya
sebagai Panglima Armada Selat Malaka pada tahun 1588-1604.
Atas persetujuan Sultan Al
Mukammil, Keumalahayati memimpin perjuangan dan pergerakan dibantu pasukan
Inong Balee (pasukan janda) yaitu armada Aceh yang ke semua anggotanya perempuan
para janda yang suaminya meninggal saat perang Teluk Haru. Armada Inong
Balee berkekuatan 2000 orang membangun kekuatan militernya di Bukit Krueng
Rayeuk sebagai benteng pertahanan. Beliou
juga yang membunuh dua bersaudara Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman
memasuki pelabuhan Aceh pada 21 Juni 1599.
Makam wanita perkasa ini tertata rapi dan bersih, bentuk
makam yang menawan dan bangunan yang
bagus mencirikan bangunan khas aceh, untuk mencapai makam yang terlatak
di atas puncak gunung yang tidak terlalu tinggin harus menaiki kira-kira 200
anak tangga, yang terbuat dari semen dan dilapisi mamar dan di pagari besi yang
di cat berwarna hijau.
Rimbunnya perpohonan yang memenuhi area komplek makam ini, terasa
menyejukkan kulit. setelah hampir satu jam jadi makanan sang surya. Indahnya pemandangan wisata bahari Krung Raya yang
terlihat jelas dari atas gunung munggil tersebut sungguh memanjakan mata orang-orang yang
menziarahinya.
Setelah berada sekitar setengah jam di komplek makam, datang
lah seorang laki-laki paruh baya yang ternyata adalah pejaga makam sekaligus
juru kunci makam tersebut. Lelaki yang berkulit
kecoklatan,berkumis tipis, mamakai baju kaus warna coklat yang sudah kusut, dan
celana jens biru yang sudah memudar warnanya, sambil membawa sebuah cangkul,laki-laki
itu terseyum kepada kami berempat
.
Assalammualaikum , ,
Sapa kami kepada laki-laki paruh baya tersebut, dengan senyum
yang tulus laki-laki itu menjawab salam kami berempat. Serta langsung menyalami
kami berempat dengan ramah. Kami lansung mengenalakan diri berawal dari Dofa Saya dan
keduan teman saya Hasbi dan Fajrul.
Makam ini kelihatan sepi hanya kami berempat yang ada di
makam waktu itu. "Kecuali pada hari jum’at, sabtu,minggu dan hari-hari besar
islam, sepeti hari lebaran akan ramai di dantangin masyarakan, baik dari warga
kampung sediri, maupun daeri luar. Ada dari meraka yang pergi hanya melihat
makam, ada juga ada yang berdoa". Ungkap laki-laki berkumis tipis tersebut
Baguna jambo makam yang di bangun sekitar lima puluh tahun
lalu di tompang oleh enam tiang utama, terbuat dari beton dan berbalutkam mamar manis
berwarna coklat, berlantaikan mamar hijau dan beratapkan loteng yang mulai
kehitaman. “Jambo makam tersebut biasanya digunakan sebagi tepat untuk berteduh
dan tepat solat sekaligus tempat berdoa bagi yang berziarah”. Kata leki-laki
yang biasa di sapa Amri.
Waktu ditanya masalah sejarah malahayati Amri menjawab, “Malahayati adalah sosok seoarang
wanitang yang sangat berani dalam melawan Portugis dan Belanda yang ingin
menjajah Aceh pada waktu itu. Dia juga mengatakan bahwa Malahayati sebenarnya
berasal dari Padang. Suami dari Laksamana Malahayi sediri menurut sepengatahun
Amri adalah orang Kuta Cane dan juga
seorang Laksama di kesultanan Aceh Darussallam.
Setelah suaminya menianggal saat melawan Portugis, Anaknya
juga meninggalkan beliou di waktu masih
kecil. Malahayati memutuskan untuk tidak menikah lagi dengen tekat utuk membela
Negara dan membalas kematian Suaminya.kemudia di anggakat beliau sebaagia Laksamana
tertinggi angkatan laut kerajaan Aceh Darusalam yang pada waktu itu di pipin oleh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil
sebagai sultan kerajaan Aceh Darusalam.
"Laksamanaa Malahayti meninggal di usia yang sudah uzur sekitar 70 tahun lebih". Kata juru kunci
penjaga makam laksamana malahayati tersebut.
Malahayati yang juga pengagas pembentukan pasukan janda yang
biasa di sebut sebagai pasukan (Inong Bale).
beliau juga mendirikan benteng yang di beri nama beteng Inong Bale.
Amri menceriatakan masalah makam tersebut pertama kali di
temukan oleh leluhurnya. Pada waktu pertama kali di temukan hanyalah di temukan
batu nisan. Dulunya tempat itu adalah hutan belangtara katanya, setelah di
seladiki, salah satu batu nisan
bertuliskan nama Laksaman Kemala Hayati dan yang lahinnya tidak di beri nama, tuturnya.
Tanah pemakama ini adalah milik leluhurnya yang di sebut
dengan nama YahNek yang telah di wakafkan untuk komplek pemkaman tersebu yang
panjangnya 50 meter,lebar depan 10 meter, dan lebarnya belakang 30 meter. Jadi
oleh sebab itulah yang menjadi penjaga makam tersebut adalah keturunan keluarga
mereka sebelum Amri, Abang dari ayahnya Amri lah yang menjadi juru kunci makam
tersebut. katanya laki-laki sederhana tersebut.
Waktu di Tanya masalah upah yang di terimanya dalam menjaga
situs sejarah tersebut. Amri mengatakan dia digaji oleh pemeritah sebanyak satu juta
rupiah itu pun baru tahun 2013, dulu empat ratus ribu naik enam ratus sekarang
Alhamdulillah sudah satu juta rupih. Jawab laki-laki yang asli moutasik ini .
"Sebenarnya komplek pemakaman ini bukan hanya ada tiga makam
saja, tapi sebenarnya ada tujuh makam lain yang terletak di samping makam
tersebut,karna ketidak tahuan dari yang mendirikan kan baguanan tersebut
membuat yang lahin tertutupi bagunan tersebut tapi karna sudah selesai di
bangun tidak mungkin di bongkar lagi ”.kata amri
"Bentuk dulunya makam bukan seperti yang kita lihat sekarang tapi
sejajar dengan tanah seperti kuburan pada umumnya, yang membedakanya Cuma batu
nisan nya yang besar-basar. Sambungnya
"Dulu baru-baru setelah stunami banyak warga-warga asing yang
berkunjung septi NJO dan lain-lain tapi
sekarang udah jarang berkunjung kesini ada juga tapi bisa di bilang sangat
jarang". Tambahnya
Setelah berbincang dengan penjaga makam saya merasa bangga menjadi
orang aceh yang memiliki leluhur-leluhur yang hebat-hebat bahkan di segan oleh
dunia barat. ketika dunia masih sibuk membincangkan kesetaraan gender, di
Aceh pada abad 15 telah muncul seorang perempuan perkasa yang memimpin di garis
depan, Laksamana Keumalahayati Dialah perempuan pertama di dunia yang
memegang pucuk pimpinan tertinggi sebagai Panglima Angkatan Laut Armada Selat
Malaka kerajaan Darud Donya Darussalam dan pernah berjuang melawan Portugis
hingga ke Johor. Putri dari Laksamana Mahmud Syah kakeknya Sultan Ibrahim Ali
Mughayat Syah pendiri kerajaan Aceh Darussalam.
Setelah hampi dua jam berada di komplek pemakaman, kami
berepat pun minta izin untuk pulang pada juru kunci makan, setalah menyalami
beliou, kami tidak langsung pulang. kami menyempatkan mapir di benteng Sultan Iskandar Muda
yang tidak begitu jauh dari pemakaman Laksamana Malahayati. Kami juga
menyempatkan singgah di komplek perumahan Tiongkok. Setelah salat magrib di
komplek Tiongkok kami langsung pulang kekos masing-masing.
Penulis: Muhammad Ayub
Langganan:
Postingan (Atom)